Kamis, 07 Januari 2016

Episod 2016

Jumat
01 January
00.05 WITA

Entah kenapa?
Mungkin aku makhluk yang paling aneh sedunia,yang nggak suka sama yang namanya keramaian.
Orang pada pusing mondar-mandi sana sini aku malah berdiam diri di kamar yang baru aku tempatin.
Suasananya pun berbeda ngga kayak kamar aku yang dulu,yang masih classic dengan design berbeda dari biasanya,suka aja sama hal-hal yang menurut aku mengandung histori dalam hidup.
Kenalin aku pecandu ketinggian dari langit banda neira yang kerjanya suka menulis kejadian yang terjadi begitu saja dalam hidup sebagai kenangan buat masa depan yang menanti di ujung jalan kota kuno peradaban dunia kala lalu.
Itulah dia namanya banda neira,kota kecil dengan sejuta cerita.
Hari ini tepatnya malam pergantian tahun di 2016,aku masih duduk dengan manis bersama laptop kesayangan menulis cerita ini begitulah jari yang ku kagumi,milikmu ciptaan yang tak setara dengan apapun di muka bumi ini tak sempurna tapi melengkapi bagaikan rasi bintang di langit malam hari.
Dunia boleh punya sejarah yang begitu hebat begitu pula diriku dengan sejarah yang aku ciptakan dengan jiwa,mata yang sering bercerita bagaimana indahnya dunia bagaikan kamera yang sempurna menjepret tiap ia berkedip,mungkin malam ini para awan mulai marah akibat ulah manusia yang terlalu pesta pora dan terbaik menurut apa yang dia lakukan tak banyak namun setengah penduduk dunia sekarang sedang bersuka cita menyambut kedatangan tahun yang baru,namanya juga manusia berbeda presepsi dan tujuan yang di gariskan oleh takdirnya.
Sudahlah lupakan saja karena aku generasi yang mencintai bumi ini dengan kesempurnaan ciptaan tuhan yang ia miliki,aku akan menjaganya,bukan malah ngerusak originalnya semua ini.
Belum sampai disini,satu hari ini aku sangat lelah banget,lelah dengan kamar baru yang seluas dan selebar ini,bulan temani aku dan bintang berceritalah tentang sunyimu akan aku dengarkan dalam dingin ini.
Siang uda dengar ributnya para tukang merenovasi rumah begitupun malam suara kembang api yang tak kunjung padam malah semakin memborbardir seisi bumi seperti nuklir masih terjadi bagaiman bisa kau tertidur dalam ributnya mode yang di pakai manusia lainnya,okelah jangan egois tapi kadang mereka berlebihan aku pikir.



Puisi-Puisi

Author: Pecandu Ketinggian


Hujan malam ini



Masih sendiri
Dengarkan lagu romantis
Berharap akan temukan seorang gadis
Sepertinya,yang terjebak hujan dengan payung biru
Jemari ini masih kaku
Menulis puisi tentangmu
Yang tak ku ketahui
Jalan begitu panjang ketika detik menentang jantung
Kertas berisi tinta warnai garis kosong ini
Mungkin benar kata mereka
Cinta butuh pengorbanan,tanpa itu takkan ada artinya
Berjalanlah di malam ini
Temukan hampa jalanan yang basah
















Kita


Cinta kita sudah terikat erat
Seperti romeo dan juliet
Namun satu yang memisahkan kita

Dia tak mau
Aku juga tak mau
Sejujurnya tuhan kita satu
Tapi Cuma tangan yang memisahkan kita

Terhanyut dalam mimpi
Tak mungkin aku mengiktuti
Menolaknya adalah jalan terbaik
Bukan cinta yang tlah habis
Namun satu yang membuat kamu menangis
Kita….
















Pegang tanganku

Lebih dari dirimu
Kurang dari diriku
Sejuta hal yang indah
Tlah kita lalui sama-sama

Setelang kau terbang tinggi
Meninggalkan aku dan cinta kita
Tak mampu menahan perih yang tajam
Kau tlah pergi selamanya dan aku menyesali

Aku bermimpi
Bertemu denganmu
Dan ku peluk erat dirimu tak mau lepaskan
Tapi saat kau memandangku

Jangan lagi
Ku tak mau ini terjadi
Pegang tanganku
Aku tak ingin
Kau pergi lagi











Telah Habis

Seiring lonceng berbunyi
Aku bangun pagi
Langsung mandi dan gosok gigi

Kadang juga tak pernah
Bergegas setelah semua selesai
Jangan lupa kamar di kunci
Lagi-lagi lari pagi
Biar ngga ketinggalan angkot VIP
Sampai kampus langsung nyebrang
Sambil bakar rokok surya sebatang
Pas tiba depan kelas taunya dosen uda pulang.
Jangan telat lagi yah…


















Gelap Gulita Kota

­­­­­­Kelap-kelip lampu jalan
Mewarnai malam hari
Udara yang cukup dingin
Banyak anak kecil berkeliaran

Di sudut-sudut kota
Terhias dengan dosa
Entah mengapa?
Banyak godaan yang di terpa

Tiba di lampu merah
Ada anak kecil jualan koran
Ku lihat wajah yang pasrah
Keluar masuk jalanan

Berharap temukan sesuatu
Agar dapat mengalas perutnya
Dingin dan panas adalah hal yang biasa













Ricuhnya dunia ini


Bising-bising tak pernah berhenti
Ledakan-ledakan selalu terjadi
Teriakan-teriakan yang bergema
Tangisan-tangisan yang berbunga

Kini aku tersenyum
Tak bisa ku menangis depan umum
Melihat semua yang telah hancur
Hatiku tegar namun air mata terus meluncur

Sebab-sebab orang tak bermoral
Yang membuat dosa bukan beramal
Hembusan ketakutan dalam duka ini
Tak kunjung reda untuk berdamai























Tak Sanggup

Jalanan hidup yang semakin berdebu
Banyak canda tawa yang menunggu
Terlebih seperti mereka yang duduk di situ
Sedang menikmati dunia tertekan waktu

Harapan demi harapan
Mereka selalu inginkan
Tapi tak ada yang peduli
Hanya orang berbaik hati
Selalu menolong dan selalu mebagi rezeki

Wahai orang-orang di luar sana
Apakah kalian tak punya nurani
Tak banyak diantara mereka
Sedang menanti pertolongan kami















Suara Pagi

Embun-embun mulai bertebaran
Cakrawala pun perlahan semkain terang
Terlihat basah dan sejuk permukaan bumi
Hampa dan kosong tanpa suara

Terlelap dalam tidur
Matahari mengikuti tugasnya
Dengan percikan burung-burung
Menghiasi nada dengan indah

Awan di langit semakin berbentuk
Sangat indah pagi ini kurasakan
Dalam binar alami kecantikan alam
Indonesiaku sungguh tak tertandingi


















Kain-Kain Penutup


Ku selamatkan kau dalam dinginnya dunia
Ku benamkan kau diantara tubuhku
Masih terbayang apa yang kulakukan
Menyesal dan dosa sudah di lewatkan

Terkejut dan tak kuasa
Semalam aku entah dimana
Sekujur keringat membahasi pipiku
Baru kusadari hari dan tanggal

Malam yang singkat telah habis
Seiring dengan langkah kakiku
Mencari senggumpal penutup
Untuk luka yang tak pernah usai







































Melihat ke timur

Melihat ke timur
From: Najwa Shihab


Di timur ada matahari
Di timur pagi lebih dulu di mulai
Fajar merekah cahaya yang memerah dan lagu-lagu dari pantai sabana dan sawah-sawah
Timur ialah dayung sampan dan kebun pala harum cengkeh dan cendana timbunan emas dan tembaga
Tapi timur menderita sejak lama oleh pengakuan dan penyangkalan oleh penyatuan dan penghisapan
Jika memang ada timur dalam Indonesia
Bagaimana agar mereka merasa tak sia-sia
Melihat ke timur juga melihat ke masa depan
Di timur ada eksotisme yang mempesona
Ada juga kegelisahan yang membahana
Aroma rempah yang mengundang kolonialisme
Derita panjang yang berujung nasionalisme
Lama dilupakan dalam pembangunan di panggang api pertikaian dan perseteruan
Timur bukan tanah yang di janjikan
Timur adalah tanah yang di beri janji dan harapan yang tak pasti
Mereka tak banyak meminta hanya keadilan sebagaimana mestinya
Sebab Indonesia adalah barat,tengah dan timur tak boleh ada bagian yang jatuh dan tersungkur
Jika di timur ada yang terluka di barat juga harus merasa duka
Jika yang tergores ada padamu yang mengerang haruslah suaraku
Itulah persatuan bukan penderitaan berembel-embel persatuan
Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu
Timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu