Jumat, 03 April 2015

Surat kecil dari iblis yang jatuh ke bumi

Dark in the world,ketika terang menyilaukan mata di persimpangan antara bumi dan bulan .
berkibarlah bendera-bendera neraca dunia kembali di perhitungkan ilmu di artikan sebagai penjelajahan umat manusia di perpustakaan waktu,warisan untuk anak cucu di penghujung.
Masihkah mereka bertanya?
jawabannya telah di tulis namun tak selamanya di baca secara dekat oleh anak adam dan hawa.
sudah sobek dan terlipat tak keruan kuning-kekuningan terkena siraman teh tua.
Tak kenal di kau tertidur lelap di awan virga,suara indah belaian surga firdaus mati muda baik buruk tak tentu.
Hidup banyak pilihan setan dan malaikat beradu panco kalahkan pertempuran real mistic bukan dia atau mereka yang menang di alam ini siapa nama ibumu di dalam doa yang kau panjatkan,begitu juga ayah di hari lalu sebagai penjahat kelas ekstrem pensiun dini agar semua terkendali,sungai yang mengalir di derasnya hujan pintu maaf di buka lebar kala hari itu datang siapa yang terlambat itu angin lalu hilang dalam dingin.
mengeluh di rentetan tembakan-tembakan modern kala vintage masih berjaya dan aku masih klasik dengan keroncong sore itu.
Bunga yang layu tak tersiram,air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh umat.
cinta yang menguatkan hati,raga dan jiwa mereka bersumpah antara satu tulang rusuk,keabadian itu ada,bukankah masih terukir namun cuma kita yang telah tiada,tontonan akan kekuatan,kesabaran,kejujuran tangan yang ku genggam hening di shubuh yang merah,dan jendela kamarku yang tersudut itu berhiaskan bintang,terima kasih bukan hanya di mulut atau kata baku sebagai persembahan atas perayaan pesta megah,wonderland bergema melepas durasi seperti seks yang menumbuhkan atau malah mematikan lanjutan cerita esok siang,telanjang tak bernoda itukah yang mereka rasakan,culture masih berdiri lupa suara seruan alam,andaikan kalian ada disisi ku hapus semua derita air mata menoreh di cerita ini,scary in your heart berteriaklah selagi semesta kau pandang langit tak buta untuk melihat kesaksian ini,jelas-jelas kau pura-pura agar semua ini biasa saja,ketakutan jadi inisial dan kebohongan jadi adegan dalam peran,bumi itu bulat yang di rasakan history,alasan agar menjadi orang terdepan kajian sainsmu lebih cenderung false,waktu tak menunggu jawaban itu kaulah yang nyasar tak gunakan peta,pisau ini tajam setajam lidah,binatang dan manusia beda tipis,kehausan merenggut keuntungan,anak-anakmu kau terlantarkan dengan kemewahan mana mungkin ini di biarkan kegelisahan di kolong jembatan masih ku lihat,kantong tengah di pertanyakan pikiran memaki diri terdiamlah di kumuhnya  genangain air keruh yang telah hilang di makan anjing jalanan,jauh kau lebih jauh maka di jauhi,lelah kau terjatuh di ributnya suasana peradaban terbaring di pelukan sang kakak peempuan,maaf aku tak mendengarmu saudaraku.

0 komentar: